Ingat
maupun tidak, tapi hadist mengenai anak soleh akan mendoakan orangtua, atau
anak yang soleh doanya dikabulkan dan akan menolong orangtua ketika di akhirat
kelak sangat familiar ditelinga bu Nisa.
Orang
tua mana yang tidak mau punya anak yang soleh, segala cara terus dilakukan
untuk mendapatkan anak yang soleh. Baik menyekolahkan ditempat yang mahal, yang
agamanya bagus, sampai mengantar jauh keluar kota untuk mendapatkan anak yang
soleh.
Ya,anak
yang soleh harus diupayakan dan sudah merupakan kewajiban orangtua untuk
men-solehan anaknya dengan cara yang benar.
Belajarlah
anak yang soleh ini, dengan segenap kemampuannya, tawa riangnya membuat dia
mampu atau tidak mampu menjadi anak yang soleh. Ada anak yang sebentar saja
langsung menjadi soleh, ada anak yang lama sekali baru soleh, ada juga anak
yang dipukulin dulu baru soleh. Ada juga anak yang setelah ibu atau ayahnya
meninggal baru soleh, memyesal dan teringat semua kata-kata dan nasehat orang
tua-nya ketik masih hidup. Selain itu, ada juga anak yang sama sekali tidak
soleh, atau gagal menjadi anak yang soleh, bahkan mental dan membenci semua
yang berbau Islam, berbau agama, naudzubillhmindzalika.
Orangtua
memang harus lelah untuk menjadikan anaknya soleh, bahkan bagi oangtua yang
sudah bersusah payah menjadikan anaknya soleh; berdoa setiap malam, dan
mendatangkan guru dan ustad untuk mengajari anaknya dengan harapan dapat
mensolehkan anaknya. Namun, ternyata anak soleh tidak kunjung juga didapatkan,
jangan bersedih hati, percayalah Allah tidak tidur.
Panci
yang dipakai untuk masak rendang berhari-hari, tentu saja dasar panci
akan mengeras dan berwarna hitam, walau akhirnya dipakai untuk sup sekalipun,
sang panci tetap berwarna hitam bekas rendang. Maka walau anak yang soleh
pada akhirnya tidak sesoleh yang diinginkan, semua pelajaran dan pendidikan
untuk mensolehkan anak itu, tetap membekas dalam lubuk hatinya dalam
pikirannya, dalam bawah sadarnya. Gerakan sholat yang pernah diajarkan,
setiap kebaikan yang selalu dibisikkan, keinginan berbuat baik, ilmu-ilmu
tersebut sudah tertanam dan membekas dalam dirinya! Hanya saja lingkungan yang
akan mempengaruhinya, bila lingkungan buruk dan kurang nuansa agama, maka akan
membuat sang anak tetap soleh dengan versi berbeda. Misal; anak yang dulunya
dipesantren lalu menjadi artis sinetron atau penyanyi, maka lagu-lagu yang
dibawakan masih religius, tidak liar juga, walau Iingkungannya adalah
lingkungan perfileman/entertainment. Namun, keinginan untuk menjadi orang baik
dalam lingkungan tersebut tetap ada, masih ada rambu- rambu dalam dirinya.
Tidak ada kata sia-sia dalam mendidik anak yang soleh, yang sia sia adalah bila
tidak mendidik.
Hanya
saja yang suka lupa diingatkan para guru dan orangtua terhadap anaknya adalah
menanamkan kebiasaan mendoakan orangtua, bukan dengan doa yang rutin; "Rabbighfir
lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa.” Namun, doa
yang betul-betul untuk orang tua yang dihayati dan dipahami, dan menanamkan
betapa pentingnya arti doa kita bagi orangtua. Doa anak yang soleh bukan doa
anak biasa, pertama soleh dulu, kedua adab berdoa dan pentingnya doa tersebut,
kalau perlu sebuah sekolah bagus juga bila mengadakan rutinitas pagi berupa doa
bagi orangtua, dimana anak-anak diajarkan dulu menulis dan berpikir doa apa
yang sebaiknya dilantunkan buat orang tua.
Tiga
hari lagi bu Nisa ulang tahun, dan yang dipikirkannya bukan hadiah dari
anak-anak berupa kado ini atau kado itu, tetapi berupa doa yang sudah disiapkan
anak-anak sejak minggu lalu, doa yang berkualitas bukan doa yang dihafal
beramai-ramai didalam kelas. Doa khusus yang dilantunkan anak kepada orang tua
tersayangnya.